Karakteristik Pts (Penelitian Tindakan Sekolah)

Karakteristik Perguruan Tinggi Swasta (Penelitian Tindakan Sekolah)

Menyambung goresan pena sebelumnya perihal penelitian tindakan sekolah (PTS). Kali ini kita akan membahas mengenai karakteristik PTS itu sendiri. Tentu saja PTS berbeda dengan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dalam hal ruang lingkupnya. Penelitian tindakan sekolah dilakukan pada level yang lebih tinggi, meliputi seluruh komponen sekolah. Kalau penelitian tindakan kelas hanya berkutat pada kelas yang diampu oleh seorang guru. Kecenderungan lainnya yaitu pada Perguruan Tinggi Swasta berkaitan dengan manajerial lingkup sekolah, sementara PTK pada lingkup kelas. Tetapi dua-duanya mempunyai contoh terjadwal yang serupa dan bertujuan memperbaiki mutu dengan melaksanakan suatu action atau tindakan dengan mengaplikasikan proses berpikir reflektif. Tindakan ini berawal dari kenyataan yang ada di lapangan (kelas atau level sekolah) dan dalam pelaksanaannya sama-sama sanggup meminta (bahkan disarankan) pinjaman dari orang lain (peer).

 Penelitian tindakan sekolah dilakukan pada level yang lebih tinggi Karakteristik Perguruan Tinggi Swasta (Penelitian Tindakan Sekolah)
karakteristik PTS?

Secara khusus karakteristik Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yaitu sebagai berikut:
  1. Tindakan (action) yaitu hal yang utama dalam PTS. Tindakan ini sanggup berkembang atau dikembangkan menjadi suatu model administrasi yang baik dan bahkan sanggup jadi sanggup disesuaikan oleh sekolah-sekolah lain yang mempunyai kondisi serupa.
  2. Tindakan muncul dari adanya suatu kesenjangan antara impian dan kondisi yang ada. Komitmen seorang pengawas atau kepala sekolah dalam melaksanakan Perguruan Tinggi Swasta sanggup muncul lantaran ia merasa ada sesuatu yang miss, sesuatu yang salah dan belum bagus, serta memerlukan perbaikan dalam kaitan perihal suatu kondisi di sekolah bersangkutan yang menjadi binaan atau unit kerjanya.
  3. Penelitian Tindakan Sekolah sebaiknya didasarkan atas suatu landasan teori yang telah diakui oleh banyak praktisi dan peneliti pendidikan. Tetapi walaupun demiian, tentu juga boleh bagi kepala sekolah dan pengawas melaksanakan tindakan (action) yang mungkin belum tertulis atau belum ditemukan rujukan yang terkait. Bisa saja suatu perkara atau permasalahan yang dialami sangatlah khas, sehingga kita belum mengetahui keberadaan teori-teori yang melandasi tindakan yang pilih. Kadang-kadang tindakan juga didasarkan atas suatu aliran logis atau mensiasati suatu keadaan khusus tersebut.
  4. Karakteristik Perguruan Tinggi Swasta yang lain adalah, bahwa sebagaimana disebutkan pada poin sebelumnya, permasalahan yang terdiagnosis acapkali bersifat sangat khas dan situasional. Ini masuk akal lantaran setiap sekolah mempunyai karakteristiknya masing-masing yang membedakannya dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah lainnya.
  5. Sebagai sebuah model penelitian, maka Perguruan Tinggi Swasta (Penelitian Tindakan Sekolah) juga memakai mekanisme penelitian yang teratur. Ini penting sehingga penelitian tindakan sekolah sanggup dikatakan sebagai sebuah penelitian ilmiah. Pemecahan persoalan dilakukan secara sistematis dan logis. Dilakukan kajian-kajian berdasarkan rujukan tertentu dan berdasarkan observasi aktual di lapangan.
  6. Penelitian Tindakan Sekolah membuka kesempatan kepada semua komponen sekolah untuk berpartisipasi secara aktif. Hal ini penting lantaran intinya penelitian tindakan sekolah berupaya menciptakan semua komponen sekolah semoga lebih diberdayakan sesuai potensi yang dimilikinya masing-masing.
  7. Kolaboratif dan kooperatif yaitu karakteristik Perguruan Tinggi Swasta yang lain. Pada PTS, kepala sekolah atau pengawas akan sangat sulit bekerja sendiri untuk memperbaiki mutu atau mengatasi permasalahan yang dihadapi. Karena itu sifat kolaboratif tak pernah atau jarang sanggup dilepaskan dari penelitian jenis ini. Pengawas atau kepala sekolah harus berkolaborasi dengan komponen-komponen di sekolah untuk berhasil mencapai tujuan penelitian tindakannya.
  8. Penelitian tindakan sekolah sangat fleksibel, jadi sewaktu-waktu sanggup dilakukan perubahan bentuk tindakan (action) bila memang dibutuhkan dan dianggap tindakan sebelumnya belum efektif. Hal inilah yang menciptakan Perguruan Tinggi Swasta menjadi penelitian yang boleh dibilang sangat adaptif terhadap perubahan atau dinamika yang mungkin saja terjadi di sekolah. Perguruan Tinggi Swasta bersifat tanggap terhadap situasi dan kondisi yang mungkin saja berubah lantaran suatu tindakan yang perlu kemudian diteruskan atau ditindaklanjuti dengan tindakan lainnya (berikutnya).
  9. Penelitian Tindakan Sekolah bersifat penilaian diri (self evaluated) dan oleh lantaran itulah terdapat fase atau siklus penting yang disebut berpikir reflektif. Di mana setiap bencana atau kondisi selalu dipikirkan secara reflektif logis untuk menemukan pemecahannya yang paling efektif.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Karakteristik Pts (Penelitian Tindakan Sekolah)"

Posting Komentar