Strategi Pengembangan Literasi Dan Pembelajar Sepanjang Hayat Siswa

Strategi-Strategi Pengembangan Literasi dan Pembelajar Sepanjang Hayat Siswa


Sebagaimana telah mulai dimaklumkan kepada semua pendidik di tanah air, bahwa kemampuan literasi generasi penerus bangsa (baca siswa) sangatlah penting untuk pembangunan insan Indonesia. Sumber daya insan yang besar ini haruslah menjadi generasi emas, generasi yang bisa bersaing bahkan unggul dari bangsa lain. Lalu bagaimanakah taktik yang sanggup digunakan untuk mencapai tujuan ini?

Strategi Pengembangan Literasi dan Pembelajar Sepanjang Hayat Siswa Strategi Pengembangan Literasi dan Pembelajar Sepanjang Hayat Siswa
Strategi Pengembangan Literasi dan Pembelajar Sepanjang Hayat Siswa

Berikut ini beberapa taktik yang sanggup digunakan oleh guru untuk menyebarkan kemampuan literasi dan membentuk huruf pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner):
1.    Mengacu kepada kebutuhan siswa (anak)
2.    Mengembangkan penunjang huruf pembelajar sepanjang hayat
3.    Mengakomodasi perbedaan masing-masing pembelajar
4.    Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills – HOTS)
5.    Memungkinkan pembelajar untuk memakai semua proses berbahasa (membaca, menulis, menyimak, dan berbicara)

Mengacu Kepada Kebutuhan Siswa (Anak)

Pembelajaran harus memperhatikan konteks dan kebutuhan anak. Anak tidak akan mau (terstimulasi) untuk mencar ilmu kalau mereka tidak merasa hal itu sebagai sesuatu yang dibutuhkannya. Atau, tidak sesuai dengan konteks di mana, dan kapan mereka berada. Ketika pembelajaran berbasis kebutuhan dan konteks, maka tak perlu pemaksaan untuk menciptakan mereka belajar.

Siswa akan menyenangi pembelajaran yang berbasis kebutuhan dan konteks. Mereka akan bersungguh-sungguh mengikutinya alasannya akan menganggap pembelajaran itu sebagai sesuatu yang penting bagi diri mereka atau komunitasnya.

Tidak akan ada pembelajaran yang sia-sia kalau memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Tidak ada pembelajaran yang tidak bermakna apabila pembelajaran selalu memperhatikan konteks, sehingga bersesuaian dengan mereka.

Mengembangkan Penunjang Karakter Pembelajar Sepanjang Hayat (Lifelong Learner)

Dunia selalu berubah. Berkembang dari waktu ke waktu. Sesuatu yang dianggap gres dan canggih pada suatu zaman, dengan cepat akan menjadi sesuatu yang kuno dan ketinggalan. Karena itu setiap anak harus menjadi pembelajar sepanjang hayat. Mereka harus bisa mempelajari perubahan-perubahan yang ada di sekitarnya sehingga tidak terasing dari lingkungannya.

Zaman dulu orang memakai mesin tik untuk pekerjaan kantor. Sekarang, orang harus memakai komputer, kemudian kini mungkin sudah sanggup mengerjakannya dengan bermacam-macam alat (gadget) lain. Kecanggihan teknologi perlu diikuti dan tidak ada kawasan lain untuk mempelajarinya secara khusus, kecuali secara mandiri. Karena itu, membentuk huruf pembelajar sepanjang hayat yaitu suatu hal yang sangat krusial.

Seorang pembelajar sepanjang hayat sanggup mencar ilmu di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, atau memakai apa saja. Ia akan mempelajari hal-hal gres yang menjadi interest dan kebutuhannya secara mandiri. Sikap ini sangat penting dimiliki setiap siswa kita supaya menjadi anggota masyarakat yang maju.

Mengakomodasi Perbedaan pada Masing-Masing Siswa (Pembelajar)

Setiap orang mempunyai perbedaan. Begitu pula dalam hal cara dan gaya mencar ilmu mereka. Karena itu guru perlu memperhatikan setiap siswanya secara khusus untuk menyediakan kegiatan-kegiatan mencar ilmu yang menunjang gaya mencar ilmu mereka. Dengan demikian, setiap orang di dalam kelas yang diampu oleh guru akan merasa dihargai, merasa diterima, dan tentu saja nyaman dan lebih gampang belajar. Cara termudah melaksanakan hal ini yaitu dengan melaksanakan bermacam-macam acara pembelajaran. Kegiatan mencar ilmu yang bervariasi dan tidak monoton begitu-begitu saja yaitu kuncinya. Pembelajaran mencakup kegiatan hands on activity, juga minds on activity, memakai simbol-simbol visual, benda aktual (realia), musik, dan gerak.

Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa

Untuk menyebarkan literasi siswa dan mendorong mereka menjadi pebelajar sepanjang hayat, maka pembelajaran harus memperhatikan betapa pentingnya penggunaan dan melatihkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dengan selalu melatih siswa secara kontinyu, maka keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS = Higher Order Thingking Skills) akan menjadi bersifat autonomos atau otomatis. Keterampilan ini akan berfungsi dengan baik kalau diberi stimulus yang sempurna dalam pembelajaran. Karena itu guru perlu menyediakan kegiatan-kegiatan yang menunjang mereka untuk selalu memakai keterampilan berpikir tingkat tinggi ini.

Penggunaan Proses-Proses Berbahasa Siswa (Anak)

Keterampilan berbahasa membaca, menulis, menyimak (mendengarkan) dan berbicara sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam dunia kerja. Karena itu seyogyanya siswa selalu memperoleh kesempatan untuk berlatih kemampuan berbahasa ini melalui pembelajaran di kelas.

Kemampuan membaca misalnya, sangat diharapkan untuk menemukan solusi suatu permasalahan melalui materi bacaan yang relevan. Kemampuan menulis sangat penting untuk meminta sesuatu, atau menjelaskan sesuatu secara tertulis baik secara singkat ataupun panjang dengan bermacam-macam cara, contohnya melalui surat elektronik (email) ataupun dalam bentuk buku, karya ilmiah, dan sebagainya. Begitu pula kemampuan berbahasa dalam hal mendengarkan (menyimak) dan berbicara. Semuanya sangat penting bagi kehidupan mereka kelak. Apa yang disebutkan di atas hanyalah sedikit pola bagaimana kemampuan proses berbahasa itu sangat penting.

Pada intinya, pembelajar memerlukan kemampuan membaca, menulis, mendengar (menyimak) dan berbicara untuk memecahkan problem (problem solving) dan mengambil keputusan (decicion making). Jadi, keterampilan proses berbahasa yaitu alat yang sangat penting dalam mencar ilmu mereka.

Keempat proses berbahasa ini saling bekerjasama erat. Tidak cukup bila sekolah hanya mengajarkan proses berbahasa menulis dan membaca saja.


Demikian beberapa taktik untuk membangun literasi siswa dan huruf pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner).

:

Pembelajaran Aktif: Mengakomodasi Siswa Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat
Discovery Learning: Pembelajaran untuk Berpikir Tingkat Tinggi
Proses Kognitif yang Terjadi Selama Pembelajaran dengan PBL (Problem Based Learning)

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Strategi Pengembangan Literasi Dan Pembelajar Sepanjang Hayat Siswa"

Posting Komentar